Menuju Keluarga Sakinah, Mawadah, Warohmah, Qur'ani, dakwah, dan Sejahtera^^

Minggu, 28 Oktober 2012

Umar Bin Khatab dan Seorang Yahudi Tua

Sejak menjabat gubernur,
Amr bin Ash tidak lagi pergi ke medan tempur.
Dia lebih sering tinggal di istana.

Di depan istananya yang mewah itu ada sebidang tanah yang luas
dan sebuah gubuk reyot milik seorang Yahudi tua.
“Alangkah indahnya bila di atas tanah itu berdiri sebuah mesjid,” gumam sang gubernur.

Singkat kata, Yahudi tua itu pun dipanggil menghadap sang gubernur untuk bernegosiasi.
Amr bin Ash sangat kesal karena si kakek itu menolak untuk menjual tanah dan gubuknya
meskipun telah ditawar lima belas kali lipat dari harga pasaran.

APA BENAR TAPE ITU TERMASUK ALKOHOL?

 














By UmmuBaihaqi Umminya'Aisyah and Anny Setyorini in TANYA ASI - HZ Lactation Center
Apa hukum makan tape (ketan atau singkong), karena di dalamnya ada alkohol?
 Jawaban:
 Tape halal, tidak ada yang perlu dirumitkan dalam masalah ini, karena yang diharamkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah makanan dan minuman yang memabukkan, dan pengertian memabukkan adalah yang menghilangkan akal disebabkan oleh makanan atau minuman tersebut. Oleh karenanya, jika makanan tersebut dikonsumsi dengan banyak lalu memabukkan, maka mengkonsumsinya meski sedikit pun menjadi haram, berdasarkan sabda Rasulullah,

عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ سَمِعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ يَقُوْلُ كُلُّ مُسْكِرٍ حَرَامٌ وَمَا أَسْكَرَ مِنْهُ الْفَرْقُ فَمِلْءُ الْكَفِّ مِنْهُ حَرَامٌ

“Dari Aisyah, beliau berkata, “Saya mendengar Rasulullah bersabda, ‘Setiap yang memabukkan itu haram, dan kalau (minum) satu gentong itu memabukkan, maka meminum satu ciduk tangan pun haram.’” (Hr. Abu Daud: 3587, Tirmizi: 1928, dengan sanad shahih)

Dengan ini, maka illat dan patokannya adalah apakah makanan atau minuman tersebut memabukkan ataukah tidak. Kalau memabukkan berarti haram, sedangkan kalau tidak, berarti halal. Bukan karena ada unsur alkohol ataukah tidak, karena makanan yang mengandung unsur alkohol tidak hanya tape, tetapi juga beberapa buah-buahan, seperti durian, juga minuman yang diambil dari buah pohon siwalan (legen, dalam bahasa Jawa). Bahkan, nasi pun mengandung unsur alkohol.

Namun ada dua hal yang perlu diingat:

Harap dibedakan antara memabukkan (hilang akal) dengan sakit mabuk karena makan makanan tertentu. Bisa saja sebuah makanan menyebabkan sakit bila dikonsumsi, mungkin karena berlebihan atau mungkin karena alergi. Namun, ini bukan termasuk makanan yang memabukkan karena memabukkan adalah menghilangkan akal.
Patokan apakah makanan atau minuman itu memabukkan ataukah tidak adalah jika makanan tersebut dikonsumsi oleh orang yang belum pernah minum minuman keras, bukan orang yang sudah biasa teler karena sering minum minuman keras. Wallahu a’lam.
Dijawab oleh Ustadz Abu Ibrohim Muhammad Ali pada Majalah Al-Furqon, edisi 12, tahun ke-7, 1430 H/2009 M.

(Dengan beberapa pengubahan tata bahasa dan aksara oleh redaksi KonsultasiSyariah.com)

sumber : http://konsultasisyariah.com/

Selasa, 16 Oktober 2012

DRAMA KESEDIHAN 7 ORANG BESAR

1. Mencari Kebenaran TapiTerbuang Dari Orang-orang Terdekat

Pengalaman kehidupan penulis besar Maryam Jamila, adalah keterasingan pencarian kebenaran itu sendiri. Di dalamnya ada kesendirian yang pedih. Pengucilan menyesakkan dari lingkungan. "Keterpisahan rasa" dengan keluarga yang amat menghimpit.

Maryam dilahirkannn di New York, pada 3 Mei 1934. Ayahnya Herbert S. Marcus, seorang pengusaha memberinya nama Margaret dengan panggilan Peggy. Ketika kanak-kanak Maryam gadis yang peka, dianggap keras kepala dan agak sulit bergaul. Tetapi kecerdasannya sangat menonjol. Pada masa sekolah ia terpandai dikelasnnnya. Bacaannya jauh melampaui kurikulum sekolah. Perpustakaan sekolah dan perpustakaan umum dijadikan rumah kedua baginya. Pada usia 12tahun ia sudah amat membaca buku., termasuk ensiklopedia. Ia gemar membaca buku tentang bangsa ARAB dan bangsa orang Islam.

Selama 8 tahun masa sekolah dia tak punya teman karena waktunya habis untuk membaca buku. Saat terakhir duduk di SMA karya tulisnya, "The Ethnical Culture Movement" (Gerakan Budaya Etis), membbuat terkesann pimpinan budaya etis di New York dan kemudian menerbitkannya.

Cerita tentanng bangsa Arab mengilhaminya menulis fiktif tentang seorang anak Arab didesa kecil di Palestina. Abak itu diberi nama "Ahmad Khaliil", yang kemudian menjadii judul karangan yang ditulis ketika baru berusia 14 tahun. Ketertarikan pada bangsa Arab dan islam tidak disetujui orang tuanya. Tetapi Maryam malah menyerahkan buku "Children of the Housetops" karangan Youel Basyir Mirza tentang keluarga muslim bahagia dan penuh kasih sayang di Timur Tengah.

Gadis Yahudi ini memang lain dari masa belia. Ia sering pindah dari pusak kerohanian ke pusat kerohanian yang lain, dari yang sepenuhnya bersifat keagamaan, hingga yang bersifat agnostik, atau malah ateistik sama sekali. Rontoknya pilar kepercayaan yang telah dibangun pada dirinya dan tak ada alternatif pengganti ditambah keterasingan akhirnya menjadikan ia psikoanalisis selama 3,5tahun. disusul 2tahun perawatan si Ruham Sakit Jiwa semua ini membuatnya meninggalkan kuliah tanpa izasah.

setelah sembuh ia melanjutkan lagi kesenangannya membaca dan menulis. Maryam masuk islam secara terbuka pada Idul Adha 24 Mei 1961 di Islamic Mission di Brookly New York. Syeh Daud Ahmad Faisal, ketua lembaga the Islamic Mission of America menuntunnya mengucap syahadat. Ia bertutur pada ulama besar Sayyid Abul A'la al Maududi, "Lima hari lalu, di hari Idul Adha sesudah salad Ied dan disaksikan dua teman muslim saya, secara terangan saya mengucapkan syahadat yang menjadikan saya orang islam sepenuhnya. Nama islam saya Maryam Jamila dengan nama itu selanjutnya akan saya pergunakan untuk menandatangani seluruh surat dan tulisan saya. Tetapi karena orang tua dan keluarga saya tidak mau memanggil saya dengan nama arab saya tidak memaksanya. Tetapi dengan anda dan teman seiman saya hanya ingin menggunakan nama saya yang membanggakan ini."

Maryam belum bebas dari keterasingan masyarakat New York yang keristan dan yahudi seolah membuangnya, harapannya untuk mendapatkan pelipur dari saudara seiman di Amerika pun hampa belaka.  Berbagai benturan dihadapi ironisnya dari rekan seagamanya.

"Pada umur 19tahun segera setelah saya mempelajari literatur islam yang diterjemahkan dalam bahasa inggris saya melakukan surat menyurat dengan belasan kaum muda dunia Arab dan Pakistan. Tujuan saya agar mendapat pengetahuann lebih mendalam dari tangan pertama tentang arti islam menurut orang islam sendiri, dan mendapat berita tentang islam lebih rinci daripada dimuat diberita.  Sebagai hubugan sahabat pena tidak berlangsung lama karena segera saja saya kecawa dengan gaya hidup meraka yang terbaratkan, karena ketakacuhan mereka kadang permusuhann tersembunyi pada agamanya sendiri."

Seperti diakuinya,"Akhirnya serelah 3,5 tahun psikoanalisis yang malah dan tidak membuahka hasil dan dua tahun di rumah sakit, saya baru saja mentas dari masa remaja yang panjang tidak bahagia penuh kesendirian lagi frustasi. Hanya karena Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang sajalah saya meraih kehidupan yang lebih bermanfaat."

Betapa keterasingan pernah menderanya diungkapkannya pada tahun 1962 tak lama setelah keislamanya. Saat itu ia mendengar pendapat bahwa orang yang pindah agama terkena kasus mental, Maryam lantas mengatakan "Reaksi pertama saya adalah ini pernyataan paling menyakitkan yang saya dengar.... penerimaan saya akan islam tindakan saya paling positif, konstruktif, dan bijaksana. Juga saya sadari sepenuhnya islam obat paling mujarap dalam kesehatan mental. Karena keterasingan, keterpurukan, kekacauan emosional membuat saya bekerja keras menemukan landasan hidup ini. Maka bisa dilihat Allah menginginkan apa yang terbaik untuk hambaNya, dan apa yang tampak sebagai bencana itu ternyata bisa menjadi rahmat."

TARBAWI edisi 107 th. 7